nusakini.com--Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia optimis bahwa hubungan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Swedia dapat meningkat dan dikembangkan lebih jauh pasca kunjungan Raja Swedia, Carl XVI Gustaf ke Indonesia. 

"Kunjungan kenegaraan Raja Swedia ke Indonesia jelas mencerminkan komitmen kuat Swedia untuk memperkuat dan meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi bilateral yang ada," ungkap Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani di sela-sela Indonesia-Sweden Executive Forum yang digelar di Hotel Mandarin Oriental.

Pihaknya optimis, kunjungan raja tersebut bisa memberi dorongan kuat bagi kemitraan ekonomi kedua negara. 

"Melalui Forum Eksekutif Indonesia-Swedia dapat menjadi platform dan instrumen yang produktif dalam mencapai tujuan kerjasama ekonomi kedua negara," tambahnya. 

Melalui kesempatan itu, kata Rosan, pihaknya akan bersama-sama menjajaki peluang perdagangan dan investasi dengan melakukan upaya promosi dengan memanfaatkan jaringan bisnis pelaku usaha kedua negara. Terdapat empat sektor khusus yang menjadi perhatian dalam Indonesia - Sweden Executive Forum antara lain infrastruktur, energi, pengembangan teknologi, kesehatan dan pengembangan keterampilan generasi muda. 

"Indonesia dan Swedia termasuk dalam kelompok negara yang memiliki ekonomi dinamis. Keduanya memiliki ekonomi berorientasi pasar yang ditandai dengan komitmen terhadap ekonomi terbuka, kita akan jajaki peluang-peluang kerjasama," kata Rosan. 

Lebih jauh, dia berharap pasca pertemuan itu, hambatan-hambatan dalam perdagangan dan investasi Indonesia-Swedia dapat diselesaikan dengan cepat. Seperti diketahui bahwa dalam beberapa tahun terakhir perdagangan diantara Indonesia dan Swedia mengalami penurunan. 

Kadin mencatat, total perdagangan Indonesia-Swedia di tahun 2013 mencapai USD 987,9 juta, pada tahun 2015 USD 838 juta dan pada 2016 mencapai USD 670, 8 juta. Swedia adalah mitra dagang terbesar ke-38 di Indonesia. 

Hubungan bilateral Indonesia-Swedia didirikan pada tahun 1950. Hubungan tersebut meningkat secara bertahap setelah Duta Besar Indonesia didelegasikan pada akhir tahun 2006 dan Forum Konsultasi didirikan pada tahun 2008. Pada bulan Februari 2017, Inisiatif Inion untuk Solusi Energi Berkelanjutan Indonesia-Swedia (INSIST) Diluncurkan bertujuan untuk meningkatkan kerjasama inovasi teknologi untuk energi terbarukan. Selanjutnya, sejumlah inisiatif telah dilakukan antara Indonesia dan Swedia untuk mengeksplorasi hubungan perdagangan dan investasi bilateral kedua negara. (p/ab)